Tim nasional sepak bola Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim
Asia pertama yang berpartisipasi di
Piala Dunia FIFA pada tahun
1938. Saat itu mereka masih membawa nama
Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari
Hongaria,
yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen
final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi
terhadap
olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain
bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di
Konfederasi Sepak bola Asia.
Pada tahun
1930-an, di
Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (
NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (
NIVU) di tahun
1936 milik bangsa
Belanda,
Hwa Nan Voetbal Bond (
HNVB) milik seseorang yang berketurunan
Tionghoa, dan
Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia milik bumiputra.
Nederlandsch Indische Voetbal Bond (
NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang
Belanda di
Hindia Belanda menaruh hormat kepada PSSI lantaran
SIVB yang memakai bintang-bintang dari
NIVB kalah dengan skor 2-1 melawan
VIJ.
NIVU yang semula memandang sebelah mata
PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan
Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara
de facto dan
de jure Belanda mengakui
PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa
PSSI dan
NIVU menjadi pucuk organisasi
sepak bola di
Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke
Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan
NIVU melawan tim bentukan
PSSI sebelum diberangkatkan ke
Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi
NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya.
NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab
PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional,
PSSI membuktikannya. Pada
7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya
Maladi,
Djawad,
Moestaram,
Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim
Nan Hwa dari
Cina di
Gelanggang Union,
Semarang. Padahal
Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan
Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim
PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari
NIVU ini,
Soeratin, ketua
PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme
Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama
NIVU. Alasannnya, kalau
NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang
Belanda. Tapi
FIFA mengakui
NIVU sebagai perwakilan dari
Hindia Belanda. Akhirnya
PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di
Solo pada
1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke
Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang
Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di
Perancis,
yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac
Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack
Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan
Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua
NIVU,
Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan
Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland.
[3]
Indonesia pada tahun
1938 (di masa penjajahan
Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di
Piala Dunia 1938. Waktu itu
Tim Indonesia di bawah nama
Dutch East Indies (
Hindia Belanda), peserta dari
Asia yang pertama kali lolos ke
Piala Dunia.
Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi
Asia untuk
Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara,
Indonesia (
Hindia Belanda) dan
Jepang karena saat itu dunia
sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun,
Indonesia akhirnya lolos ke final
Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah
Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan
Cina.
Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia 1938, saat melawan Hungaria
[sunting] Pertandingan melawan Hongaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di
Stadion Velodrome Municipale,
Reims,
Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini.
Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan
masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan
Belanda
Het Wilhelmus.
Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims
menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11
kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak
dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar
oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol
berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0.
Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6.
Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri,
Sin Po,
memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan
menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi
Perlawanan Gagah".
[4]
Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tidak pernah lagi masuk babak pertama
Piala Dunia FIFA, dengan hasil paling memuaskan adalah Sub Grup III Kualifikasi
Piala Dunia FIFA 1986.
Ketika itu Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 tetapi Indonesia
kalah di partai final kualifikasi melawan Korea Selatan dengan agregat
1-6.
Di kancah
Piala Asia
Indonesia pertama kali tampil di putaran final pada tahun 1996 di Uni
Emirat Arab (UAE). Indonesia berhasil membuat kejutan di pertandingan
pertama dengan berhasil menahan imbang Kuwait 2-2, tetapi akhirnya
tersingkir di penyisihan grup setelah kalah 2-4 dari Korea Selatan dan
kalah 0-2 dari tuan rumah UAE. Indonesia meraih kemenangan pertama pada
tahun
2004 di China setelah menaklukkan
Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan
Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama
Malaysia,
Thailand, dan
Vietnam.
Di kancah
Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara
Piala AFF
(dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan.
Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002,
dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih
runner-up
dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun
Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
[sunting] Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014
Dan saat ini, Indonesia berhasil menembus
Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia setelah mengalahkan
Turkmenistan dengan agregat 5-4. Babak Ketiga ini Indonesia berada di Grup E bersama dengan Iran, Bahrain, dan Qatar.
[sunting] Putaran Kedua
[sunting] Putaran Ketiga
Group E
|
Poin |
Main |
W |
D |
L |
GF |
GA |
GD |
Iran |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Qatar |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Bahrain |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Indonesia |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
|
15 November 2011
19:30 UTC+7 |
Indonesia |
v |
Iran |
TBA |
|
|
|
Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya
merah-
putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut
Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun
1962 hingga
1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika
PSSI mempersiapkan dua tim untuk
Asian Games IV-
1962,
Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal
Yugoslavia,
Toni Pogacnic, yakni
PSSI Banteng dan
PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti
M. Zaelan,
Djamiat Dalhar, dan
Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo,
Anjik Ali Nurdin, dan
Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "
Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus
PSSI
hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI
sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu
dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di
Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun
1964 hingga
1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun
1970-an,
PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga
ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara
di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional
hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang
besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali
digunakan saat mempersiapkan kesebelasan
pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena
SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up
Kings Cup 1981," kata
Ronny Pattinasarani yang memperkuat
PSSI tahun
1970-
1985.
Di
Piala Asia 2007 yang digelar mulai
8 Juli hingga
Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional
Indonesia,
tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap
dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.
Dan pada kostum Timnas Indonesia terakhir yang dibuat
Nike pada 2010 untuk
Piala Suzuki AFF 2010, motif baru kembali diperkenalkan. Pada kostum ini, terdapat
Burung Garuda
besar yang membentang hampir di seluruh bagian depan kostum yang tidak
berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung
abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna
Putih-
Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
[sunting] Rekor turnamen
[sunting] Rekor penampilan di Piala Dunia FIFA
Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA |
Tuan Rumah / Tahun |
Hasil |
Posisi |
M |
S |
K |
GM |
GK |
1930 |
Tidak Ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1934 |
Tidak Ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1938 |
Babak 1 (sebagai Hindia Belanda) |
14 |
0 |
0 |
1 |
0 |
6 |
1950 |
Mengundurkan diri |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1954 |
Tidak Ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1958 |
Mengundurkan diri selama kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1962 |
Mengundurkan diri |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1966 |
Tidak Ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1970 |
Tidak Ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1974 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1978 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1982 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1986 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1990 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1994 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1998 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
2002 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
2006 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
2010 |
Tidak lolos kualifikasi Asia |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
2014 |
Kualifikasi sedang berlangsung |
|
|
|
|
|
|
2018 |
Belum Diselenggarakan |
|
|
|
|
|
|
2022 |
Belum Diselenggarakan |
|
|
|
|
|
|
Total |
1/19 |
Round 1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
6 |
Sejarah final Piala Dunia FIFA 1938 |
Tahun |
Babak |
Nilai |
Hasil |
1938 |
Babak 1 |
Hindia-Belanda 0 – 6 Hongaria |
Kalah |
[sunting] Rekor penampilan di Piala Asia AFC
Tahun |
Hasil |
Poin |
M |
S |
K |
GM |
GK |
1956 |
Tidak ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1960 |
Tidak ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1964 |
Tidak ikut |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1968 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1972 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1976 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1980 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1984 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1988 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1992 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
1996 |
Babak 1 |
3 |
0 |
1 |
2 |
4 |
8 |
2000 |
Babak 1 |
3 |
0 |
1 |
2 |
0 |
7 |
2004 |
Babak 1 |
3 |
1 |
0 |
2 |
3 |
9 |
2007 |
Babak 1 |
3 |
1 |
0 |
2 |
3 |
4 |
2011 |
Tidak lolos kualifikasi |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
Total |
Terbaik: Babak 1
|
12 |
2 |
2 |
8 |
10 |
28 |
|
[sunting] Rekor penampilan di Kejuaraan Sepak Bola ASEAN
Kompetisi ini dulu dikenal sebagai Tiger Cup
Kejuaraan Sepak Bola ASEAN |
Tahun |
Babak |
Main |
M |
S |
K |
GM |
GK |
1996
|
Juara keempat
|
6
|
3
|
1
|
2
|
18
|
9
|
1998
|
Juara ketiga
|
5
|
2
|
1
|
2
|
15
|
10
|
2000
|
Runner-Up
|
5
|
3
|
0
|
2
|
13
|
10
|
2002
|
Runner-Up
|
6
|
3
|
3
|
0
|
22
|
7
|
2004
|
Runner-Up
|
8
|
4
|
1
|
3
|
24
|
8
|
2007
|
Babak grup
|
3
|
1
|
2
|
0
|
6
|
4
|
2008
|
Semi Final
|
5
|
2
|
0
|
3
|
8
|
5
|
2010
|
Runner-Up
|
7
|
6
|
0
|
1
|
17
|
6
|
Total
|
Terbaik: Runner-Up
|
45
|
24
|
8
|
13
|
123
|
59
|
|
[sunting] Hasil pertandingan
Di bawah ini adalah hasil seluruh pertandingan sepakbola yang dijalankan timnas Indonesia terhadap negara yang terdaftar di FIFA.[5][6]
[sunting] Staff Kepelatihan
[sunting] Staff Kepelatihan Saat ini
[sunting] Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia
[sunting] Pemain Tim Nasional Indonesia
|
[sunting] Daftar Pemain Dalam Proses Naturalisasi
[sunting] Pemain Terkenal
[sunting] Penampilan Terbanyak
* Bambang Pamungkas caps (gol) 88 (42) termasuk pertandingan non-FIFA (etc. melawan Klub dan Timnas U-23).
* Bambang Pamungkas caps (gol) 88 (42) termasuk pertandingan non-FIFA (etc. melawan Klub dan Timnas U-23).
[sunting] Rekor Turnamen
- Partisipasi Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004), Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (8)
- Partisipasi Terbanyak di Piala AFF: Hendro Kartiko (1998, 2000, 2002, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21)
- Gol Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto (13)
- ^ Data pertandingan Indonesia di RSSF
- ^ Data pertandingan Indonesia di RSSF
- ^ Mimpi Manis Piala Dunia 1938, Kompasiana.com
- ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia, Vivanews.com
- ^ "Fixtures Results". FIFA. Diakses pada 5 Desember 2010.
- ^ "Head-to-Head Search". FIFA. Diakses pada 2 Desember 2010.